[Cek Fakta - Debunking] Klaim Jokowi Soal Minyak Merah Lebih Bergizi dan Murah. Benarkah?

Penulis: Anggita Raissa
Editor: Aditya Widya Putri
[Cek Fakta - Debunking] Klaim Jokowi Soal Minyak Merah Lebih Bergizi dan Murah. Benarkah?

1 April 2024


Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat Indonesia untuk membeli minyak makan merah (MMM). Ajakan tersebut ia sampaikan dalam pidato peresmian Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) pada Kamis, (14/3/2024).

Jokowi mengklaim bahwa harga minyak makan merah lebih murah dibandingkan dengan harga minyak goreng konvensional yang beredar di pasaran saat ini.

“Harga minyak makan merah ini lebih murah dari minyak goreng yang ada di pasaran, ” kata Jokowi.

Debunking ini bertujuan untuk memeriksa klaim Jokowi yang mengatakan minyak makan merah lebih bergizi dan harganya lebih murah dibandingkan minyak goreng pasaran yang melewati tahap pemurnian?

Mengapa ini penting?

Penting untuk menguji klaim lebih sehat dan lebih murah dari minyak makan merah yang dilontarkan Jokowi, agar masyarakat dapat menjadi konsumen yang cerdas dan bijak dalam mempertimbangkan potensi kesehatan dari konsumsi minyak makan merah.

Kata Ahli Soal Minyak Makan Merah

Menurut Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2023, Minyak Makan Merah adalah minyak yang dihasilkan dari rafinasi tanpa pemucatan (bleaching) dan deodorisasi, melalui fraksinasi minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil atau CPO).

Minyak makan merah adalah minyak kelapa sawit yang lebih minim pemrosesan, sehingga di klaim kandungan zat gizinya masih lebih tinggi daripada yang sudah melalui banyak tahap pemrosesan.

Ahli Gizi Mohammad Rizal turut menanggapi hal ini. Sejauh yang ia ketahui, minyak makan merah berasal dari kelapa sawit yang berwarna merah tua. Minyak ini tidak melalui proses bleaching, sedangkan minyak yang banyak beredar di pasaran biasanya sudah melalui proses yang lebih panjang seperti ravinasi.

“Minyak makan merah adalah minyak kelapa sawit yang tidak melalui proses bleaching dan proses pengolahan lanjutan, sehingga masih tinggi kandungan karoten atau vitamin A, vitamin E, dan juga squalane,” katanya, Selasa (26/3/2024).

Klaim Jokowi soal minyak makan merah bergizi, dapat dikatakan benar. Namun, Rizal meluruskan, bukan berarti minyak yang sudah melalui proses bleaching tidak bergizi. 

“Kandungan zat gizi minyak makan merah memang masih lebih terjaga. Namun, sekarang banyak produk minyak kelapa sawit yang melalui proses bleaching, kemudian difortifikasi (ditambahkan kembali zat-zat gizi yang hilang akibat pemrosesan) dengan berbagai zat gizi seperti vitamin A agar tetap ‘bergizi’,” katanya.

Minyak makan merah telah memenuhi indikator agar dapat dikatakan “bergizi” karena mengandung zat gizi yang dibutuhkan tubuh, baik dari zat gizi makro (lemak) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). 

Meski jika ditilik dari segi rasa, minyak kelapa sawit yang sudah melalui proses bleaching (baik yang belum maupun sudah difortifikasi), masih lebih enak ketimbang minyak makan merah.

Soal harga, jika mengacu pada pernyataan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, minyak makan merah dibanderol Rp15 ribu per kilogram. Kemudian minyak goreng kemasan konvensional dipatok dengan harga Rp17.720 per liter, berdasarkan panel harga pangan Badan Pangan Nasional per 15 Maret 2024. 

Sementara ini minyak makan merah masih dijual untuk anggota koperasi, penjualan di pasar umum ditargetkan sebelum Oktober 2024 dengan harga sekitar Rp15 ribu per liter.