Hak Jawab Monique Rijkers terhadap Artikel Hasbara

 

Hak Jawab Monique Rijkers terhadap Artikel Hasbara Indonesia

Monique Rijkers, pendiri dari Hadassah of Indonesia, Fakta Israel, serta inisiator Tolerance Film Festival, salah satu narasumber Deduktif.id dalam artikel “Melacak Operasi ‘Hasbara’, Strategi Propaganda Israel di Indonesia” mengirimkan hak jawab melalui surat elektronik pada 22 April 2024 untuk memberikan konteks yang lebih jelas terkait tudingan jaringan Hasbara di Indonesia.

Berikut hak jawab Monique kepada deduktif:

Saya Monique Rijkers, pendiri yayasan Hadassah of Indonesia pada tahun 2016 yang memiliki program edukasi lewat Tolerance Film Festival sejak tahun 2016 dan YouTube FaktaIsrael sejak tahun 2019. Saya mengirim surat ini kepada Redaksi Deduktif.id yang menulis artikel pada 4 April 2024, “Melacak Operasi Hasbara”, Strategi Propaganda Israel di Indonesia.

Fajar Nugraha menyebut nama Monique Rijkers dan mencomot info sana-sini dari media sosial dan mendeskripsikan saya melakukan propaganda dan mendemonisasi Hamas. Pertama, saya menyarankan Deduktif.id untuk menghubungi saya kembali dengan pesan yang jelas untuk wawancara agar bisa mendapat informasi yang benar dan langsung dari narasumber. Tentu saja, saya akan berbagi cerita seluruh perjalanan dan pengalaman mengedukasi isu Israel, Yahudi dan Holocaust sejak tahun 2016.  

Sejauh ini profil saya yang beredar di sejumlah media massa, tidak berdasarkan wawancara langsung kecuali yang dilakukan oleh IDN Times dan TokohIndonesia.id. Jika Deduktif.id memerlukan foto-foto aktivitas saya, dengan senang saya akan memberikan foto-foto yang dibutuhkan. Kedua, sejak saya muncul di program Dua Sisi TV One secara live pada Oktober 2023 dan menyatakan Hamas adalah kelompok teroris yang menyandera warga Israel dan warga negara asing, saya mendapat serangan makian, ancaman dan bahkan ada kata-kata semacam: “halal darahnya”, “gorok”, “bunuh” lewat Instagram pribadi saya (Monique Rijkers dengan centang biru tanpa membayar) dan Instagram FaktaIsrael. 

Kemudian kedua akun Instagram itu diserang dengan cara dilaporkan oleh penggunaan Instagram yang berakibat kedua akun tersebut dihapus oleh Meta. Saya juga diserang makian dan hinaan lewat WhatsApp saya. Bahkan ada upaya menggunakan nomor telepon seluler saya untuk meminjam uang secara daring melalui apilkasi pinjaman online dan pembelian barang-barang yang saya tidak lakukan. Karena itulah saya menerapkan proteksi agar semua nomor yang tidak dikenal secara otomatis akan terbisukan dan tertolak. 

Pesan WhatsApp yang masuk dengan kata makian, hinaan atau pesan bot yang sekali kirim bisa ratusan pesan, tentu saya langsung blokir. Namun jika pesan sopan, saya akan menunggu pesan lanjutan atau minta pengirim pesan menulis keperluannya. Sejauh ini saya belum pernah mendapat pesan permintaan wawancara dari Deduktif.id, apalagi jika disebutkan dihubungi pada 31 Maret 2024, saat saya sedang di Israel. 

Ketiga, saya mendemonisasi Hamas. Demonisasi adalah mempersepsikan sesuatu seburuk mungkin tanpa ada kebaikan sedikitpun. Maaf, saya harus tegaskan hal ini. Hamas adalah partai politik di Gaza yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat, Inggris dan bahkan Arab Saudi. Pertanyaan saya, apakah ada kebaikan dari suatu kelompok teror? Indonesia pun menolak terorisme, karena itu ada Densus 88 dan BNPT. Apakah Deduktif.id atau pembaca Deduktif.id tidak menilai perbuatan Hamas khususnya pada 7 Oktober 2023 sebagai perbuatan terorisme?

Dalam hak jawab ini, saya berharap pembaca Deduktif.id bisa membaca tulisan-tulisan saya di Facebook Hadassah of Indonesia dan menyimak konten-konten edukasi saya melalui YouTube FaktaIsrael (tulisan FaktaIsrael disambung), sebelum Anda terpengaruh dengan label yang disematkan pada saya oleh Deduktif.id yakni saya melakukan propaganda hasbara. Menurut saya, tulisan Deduktif.id ini adalah doxing yakni upaya membunuh karakter saya. 

Visi saya untuk mengedukasi orang Indonesia tentang Israel, Yahudi dan Holocaust datang dari inisiatif pribadi sejak tahun 2012 saat ke Israel pertama kali bersama gereja saya dan seluruh biaya perjalanan saya ke Israel adalah atas dana pribadi. Sumber dana kegiatan saya akan saya beberkan jika Deduktif.id bersedia melakukan wawancara sesuai fakta. Saya menyampaikan ini karena tidak ada yang perlu saya sembunyikan sehingga saya justru mengundang Anda untuk wawancara. 

Jika bisa saya tambahkan pada kata propaganda, maka yang saya lakukan adalah propaganda melawan kebencian terhadap Yahudi dan Israel yang sangat kuat di negara yang saya cintai ini, Indonesia. Menurut hasil survey Wahid Foundation tahun 2016 dan 2017, kebencian terhadap Yahudi menempati urutan ketiga setelah LGBT dan komunis (dua yang terakhir bergantian jadi nomor satu atau dua). 

Sementara untuk sikap anti-Israel di Indonesia, hal ini terjadi karena alasan Israel menjajah Palestina. Padahal Israel jelas menjadi negara karena Resolusi 181 PBB, sebuah resolusi legal yang pengambilan suaranya turut diikuti oleh negara-negara Arab (meski mereka akhirnya kalah suara; 33 suara setuju, 13 suara menolak). 

Saya berharap Deduktif.id sebagai media investigasi dapat menelusuri akar kebencian terhadap Israel di Indonesia. Kita bisa melihat fenomena kebakaran jenggot di Indonesia saat tim U20 asal Israel mau bertanding di Indonesia tahun 2023 silam, penolakan terdengar di mana-mana. Antipati terhadap Israel pun masih terasa ketika kelompok teroris Hamas merangsek masuk ke wilayah kibbutz-kibbutz (perkampungan Yahudi) di perbatasan antara Israel dan Gaza. Ketika warga sipil Israel menjadi korban kekejaman Hamas yang menyandera 253 orang, menewaskan 1300 orang dan membakar rumah-rumah di kibbutz, kekerasan dan teror Hamas ini kerap disembunyikan sebagai bentuk perjuangan terhadap kemerdekaan dalam narasi media massa dan media sosial kita. 

Saya sungguh berharap, Deduktif.id bisa menjadi media massa yang menyajikan fakta bukan misinformasi tentang Israel. Saya yakin informasi-informasi memadai tentang Israel dan Palestina sangat dibutuhkan dan penting untuk publik Indonesia karena pers sejatinya adalah pilar keempat demokrasi. Akhir kata, saya sungguh berharap, Deduktif.id bersedia mengunggah tulisan klarifikasi saya ini tanpa edit dan tanpa keberatan. 

Saya pun berharap Deduktif.id bersedia memberikan waktu untuk mewawancarai saya langsung guna mengetahui perjalanan dan pengalaman saya mengedukasi soal Yahudi, Israel dan Holocaust di Indonesia. Justru saya sangat berterima kasih jika Deduktif.id bisa membantu saya menyebarluaskan benih-benih perdamaian, bukan permusuhan. Tak kenal maka tak sayang, tudingan dan penilaian Deduktif.id sah-sah saja ditulis dan diunggah untuk konsumsi publik asal bersumber dari narasumber langsung, itu yang saya harapkan. 

Jangan menulis sesuatu yang Anda tidak pahami apalagi isu tersebut isu yang sensitif dan bisa disalahpahami oleh sumbu pendek di negara kita. Saya ini tidak hidup sendirian, saya punya keluarga yang bisa jadi korban dari doxing yang dilakukan terhadap saya. Dalam situs deduktif disebutkan dalam bagian “Tentang Kami”, Deduktif.id menulis, “Investigasi dimulai di sini”. Saran saya tulislah tentang gurita teror Iran di sekitar Israel atau Qatar yang mulai mengusir Hamas dari Doha, dengar-dengar sih Hamas akan pindah ke Asia Tenggara! Pasti tulisan investigasi Deduktif.id akan seru dan menarik! Terima kasih. 

Salam damai dari FaktaIsrael,

Monique Rijkers 

Jawaban Redaksi:

 

Kami menyusun laporan “Melacak Operasi ‘Hasbara’, Strategi Propaganda Israel di Indonesia” melalui upaya scraping (pengambilan data dan informasi) beberapa sumber unggahan di media sosial (X, Instagram, Facebook, dan TikTok) berdasar narasi yang mendemonisasi Hamas-Palestina dan pro-Israel.

 

Cara tersebut lazim digunakan jurnalis data untuk menyusun bahan dan informasi yang diperlukan dalam laporan. Deduktif kemudian berusaha memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan dalam Pedoman Pemberitaan Media Siber dengan mengupayakan verifikasi dan keberimbangan berita pada setiap narasumber dalam laporan. 

 

Kami telah mencoba menghubungi Monique lewat kontak telepon dan WhatsApp pada 6 November 2023. Karena tak kunjung ada balasan, pada 7 Maret 2024, kami menghubunginya kembali. Namun Monique justru memblokir kontak jurnalis kami.

 

Sebagai upaya transparansi, berikut kami lampirkan bukti upaya wawancara yang diajukan Deduktif kepada Monique:

 

[Insert screenshot percakapan dan profile kontak Monique (kontak yg normal dan kontak yang udah diblok). Nomornya tolong diblur]

https://drive.google.com/drive/folders/1vWmBGgToMBFYm3OrwX9Ohb51FyiGDR-C